Jakarta – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi juga juga Informasi, Komunikasi serta Informatika (BAKTI Kominfo) menjelaskan alasan penghentian proyek Hot Backup Satellite (HBS).
BAKTI Kominfo, dalam pernyataan resminya Jumat malam, menyatakan bahwa penghentian proyek satelit HBS yang tersebut disebut dijalani seiring sudah berhasilnya peluncuran Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) dalam Florida, Amerika Serikat, Juni lalu.
“Dengan keberhasilan peluncuran tersebut, anggaran HBS akan direalokasikan untuk prioritas perluasan kemudian juga peningkatan akses juga konektivitas digital nasional. Hal hal yang disebut mengingat pentingnya BAKTI untuk memanfaatkan keterbatasan sumber daya finansial dalam menuntaskan target-target inklusi digital,” tulis pernyataan BAKTI Kominfo.
Sesuai tugasnya dalam memberikan arahan juga rekomendasi kepada BAKTI Kominfo, Satuan tugas (Satgas) BAKTI sudah pernah mengkaji usulan kemudian juga menyetujui pengakhiran lebih banyak tinggi awal kontrak HBS setelah aspek urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, serta juga risiko operasional SATRIA 1 yang mana telah lama lama meluncur dengan sukses dianalisa oleh Manajemen BAKTI.
Satuan Tugas BAKTI Kominfo telah dilakukan lama menerima lalu memberi rekomendasi terkait governance, risk, and compliance atas pengakhiran kontrak HBS yang hal itu disampaikan oleh Direktur Utama BAKTI Kominfo pada 19 Oktober 2023.
Satgas BAKTI juga memverifikasi bahwa manajemen BAKTI sudah pernah melakukan mitigasi risiko atas kebutuhan layanan internet pada lokasi-lokasi layanan rakyat serta mengoordinasikan pengakhiran ini dengan Kemitraan Nusantara Jaya (KNJ).
Satgas menekankan pentingnya BAKTI untuk mempedomani aspek tidaklah adanya kerugian negara yang tersebut digunakan timbul akibat pengakhiran kontrak HBS tersebut.
“Satu hal yang tersebut dimaksud juga harus jadi pertimbangan adalah bahwa kita harus fokus kepada SATRIA-1 yang digunakan mana akan banyak menyita energi serta tak boleh gagal dalam pelaksanaannya,” kata Ketua Satgas BAKTI Kominfo Sarwoto Atmosutarno setelah rapat rutin satgas pada Kamis (19/10).
“Satelit SATRIA-1 ini akan segera beroperasi awal 2024 sehingga kita akan sangat sibuk sekali dengan bagaimana memanfaatkannya secara optimal, baik untuk kapasitas space segment ataupun ground segment. Jangan sampai kita tidaklah fokus,” sambung dia.
Satgas BAKTI Kominfo adalah satuan tugas yang dimaksud mana dibentuk melalui Keputusan Menteri Komunikasi serta juga Informatika RI Nomor 472 Tahun 2023.
Tugasnya adalah untuk melakukan percepatan penyelesaian juga optimalisasi program penyediaan infrastruktur telekomunikasi serta informasi pada BAKTI Kominfo.
Satgas antara lain bertugas meyakinkan pengerjaan infrastruktur telekomunikasi lalu informasi oleh BAKTI seperti penyediaan akses internet di area dalam wilayah terluar, terdepan, tertinggal (3T), pembangunan base transceiver station (BTS), penyediaan jaringan serat optik Palapa Ring, penyediaan HBS, lalu pengoperasian SATRIA-1.
Sebagaimana namanya, HBS berfungsi sebagai satelit cadangan jika satelit internet cepat SATRIA-1 mengalami anomali ketika meluncur.
SATRIA-1 sendiri sudah berhasil diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, 19 Juni 2023. Total nilai Proyek HBS adalah Rp5,2 triliun.
Pembayaran yang tersebut dimaksud telah terjadi lama dilaksanakan oleh pemerintah senilai Rp3,5 triliun ditambah cost of money dan akan dikembalikan oleh KNJ. Saat ini SATRIA-1 sedang dalam perjalanan menuju orbitnya lalu diperkirakan dapat dikaryakan pada awal tahun 2024.