Sel. Jul 8th, 2025
Menyambut kebangkitan wisata kapal pesiar ke Bali

Denpasar – Lawatan mendiang Ratu Elizabeth II di tempat dalam Bali pada 15 Maret 1974 menjadi peristiwa bersejarah dikarenakan menandai peningkatan hubungan Indonesia-Inggris.

Selain itu, kunjungan hal hal itu juga terbilang unik lantaran Ibunda Raja Charles III itu mengunjungi Pulau Dewata menumpangi kapal pesiar kerajaan, Royal Yacht Britannia.

Begitu turun dari kapal pesiar, Ratu yang mana didampingi sang suami, Pangeran Philip kemudian disambut tari tradisional Bali.

Selama di area tempat Bali, ia menyaksikan pertunjukan seni budaya Bali dalam area salah satu balai budaya.

Berlabuhnya armada transportasi laut mewah itu dalam tempat Bali menjadi momentum membangkitkan kemungkinan wisata kapal pesiar pada area Bali yang digunakan dimaksud sekarang terus dikembangkan pemerintah bersama pelaku kepentingan lainnya.

Sejak itu pula, banyak operator kapal pesiar mancanegara hilir mudik membawa ribuan wisatawan asing berlayar ke Pulau Dewata.

Selama ini, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di area dalam Kabupaten Badung memang masih menjadi pintu gerbang utama sebagai akses keluar masuk wisatawan baik domestik dan juga juga mancanegara ke Bali.

Selama 2019, sebanyak 6,3 jt wisatawan mancanegara berkunjung pada area Bali sebelum pandemi COVID-19. Setelah status pandemi COVID-19 dicabut pemerintah, pelan-pelan arus kunjungan wisatawan kembali naik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, selama periode Januari-Agustus 2023, tercatat 3,41 jt wisatawan asing berkunjung dalam Bali. Kunjungan wisatawan paling besar melalui jalur udara yakni 3.405.299 orang.

Namun demikian, pintu gerbang wisatawan ke Bali tak semata-mata semata melalui udara. Pintu gerbang wisatawan mancanegara ke Bali juga melalui laut, yakni sebanyak 13.608 orang pada periode Januari-Agustus 2023. Mereka sandar di dalam tempat Pelabuhan Benoa dalam dalam Denpasar kemudian Pelabuhan Celukan Bawang di tempat dalam Kabupaten Buleleng.

Jumlah penumpang kapal pesiar ke Pulau Dewata melalui Pelabuhan Benoa selama periode Januari-Oktober 2023 mencapai hampir 22 ribu orang atau naik signifikan dibandingkan periode serupa 2022 mencapai 180 orang.

Puluhan ribu wisatawan asing itu diangkut menggunakan 31 kapal pesiar yang tersebut dimaksud singgah pada dalam Pelabuhan Benoa atau meningkat dibandingkan periode sebanding 2022 yang digunakan dimaksud cuma disinggahi dua kapal pesiar akibat terkendala pandemi COVID-19.

Masih ada 20 kapal pesiar berbagai ukuran yang digunakan mana dijadwalkan merapat di tempat dalam Pelabuhan Benoa Denpasar hingga akhir Desember 2023.  Puncak kedatangan kapal pesiar ke Benoa Denpasar biasanya dimulai tiga bulan di dalam dalam awal tahun lalu tiga bulan pada akhir tahun.

Bahkan, kapal pesiar jumbo dengan panjang 317 meter dijadwalkan juga sandar pada 30 Oktober 2023 yang dimaksud mana membawa 3.000 penumpang kemudian juga kru. Kapal pesiar Celebrity Solstice itu menjadi kapal pesiar terbesar yang mana pertama kali merapat di dalam area Indonesia.

Sedangkan pada 2024, Pelindo juga sudah menerima pendaftaran sandar sebanyak 68 kapal pesiar yang mana rata-rata berukuran panjang pada area atas 294 meter.

Mulai 2024, kapal pesiar dari Singapura juga rutin berlayar menuju Pelabuhan Benoa di tempat tempat Denpasar kemudian Pelabuhan Celukan Bawang di area dalam Kabupaten Buleleng, Bali Utara.

Biasanya hotel terapung itu semata-mata sekali singgah pada area Benoa bukan menentu atau bahkan setahun sekali. Namun, kali ini rutin berlayar dari negeri singa itu, kata General Manager Pelindo Regional III Benoa Denpasar, Anak Agung Gede Agung Mataram.
 

Arsip foto – Kapal pesiar sandar di tempat tempat Pelabuhan Benoa, Denpasar, Sabtu (21/10/2023) (ANTARA/HO-Pelindo Regional III Benoa Denpasar)

Pengembangan infrastruktur

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo sebagai Badan Usaha Milik Negara  (BUMN) bidang kepelabuhanan  miliki rencana mengembangkan infrastruktur maritim dalam dalam Tanah Air.

Sejalan dengan program pemerintah yang tersebut dimaksud menjadikan sektor maritim sebagai prioritas, Pelindo mengembangkan beberapa pelabuhan, salah satunya Pelabuhan Benoa di tempat dalam Denpasar, Bali sebagai Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) atau Pusat Pariwisata Maritim Bali.

BMTH menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tersebut pembangunannya masuk dalam Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2020-2024.

Nantinya, Pelabuhan Benoa menjadi pusat pariwisata maritim untuk meningkatkan kemungkinan perekonomian kawasan Indonesia bagian timur khususnya pariwisata kapal pesiar juga kapal wisata atau yacht yang dimaksud itu berlayar di area dalam Indonesia.

Meski penyelenggaraan masih berjalan serta juga ditargetkan selesai pada 2024, namun sebagian infrastruktur dasar guna menggalang layanan kapal pesiar sudah rampung.

Pengembangan dermaga timurdi Benoa untuk kapal pesiar misalnya, sudah rampung mencapai 500 meter setelah sebelumnya hanya saja sekadar miliki panjang 350 meter. Dengan begitu, dua kapal pesiar jumbo bisa jadi jadi sandar sekaligus di area area Pelabuhan Benoa.

Pengerjaan saat ini adalah infrastruktur pendukung di area tempat laut yakni dua proyek pengerukan alur serta kolam masing-masing untuk paket A serta B. Pengerjaan proyek tersebut  sudah mencapai 51,6 persen serta 58,9 persen pada pertengahan Oktober 2023. Pengerukan sedimen bawah laut dijalankan hingga kedalaman sekitar minus 12 low water spring (MLWSL) dari permukaan laut.

Total biaya yang dimaksud dikucurkan untuk proyek itu yakni Rp1,2 triliun yang tersebut yang disebut bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk infrastrutkur di area dalam laut serta pengerjaan infrastruktur dalam darat menelan anggaran mencapai Rp2,2 triliun dari anggaran Pelindo.

Sedangkan infrastruktur pada dalam darat lain yang digunakan mana sudah rampung di area dalam antaranya perluasan terminal penumpang internasional, pelindung pantai lalu dinding penahan tanah serta prasarana umum penunjang pariwisata lainnya.

 

Arsip foto – Kapal pesiar MSC Magnifica sandar dalam Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Selasa (4/4/2023) (ANTARA/HO-Pelindo Regional III Benoa Denpasar)

Dampak ekonomi

Potensi wisata kapal pesiar membawa dampak sektor sektor ekonomi yang besar. Meski durasi kunjungan rata-rata singkat rata-rata dua hingga tiga hari, namun pengeluaran wisatawan mancanegara itu terbilang besar atau mirip dengan wisatawan untuk segmentasi konferensi (MICE) yang dimaksud dimaksud rata-rata per hari diperkirakan mencapai dalam dalam atas Rp1 jt per orang.

Pengeluaran itu di tempat dalam antaranya untuk membeli pekat tur wisata, makan juga minum, belanja hasil Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), transportasi, hingga kunjungan objek wisata.

Rata-rata satu kapal pesiar berukuran sedang hingga jumbo dengan panjang dalam atas 290 meter membawa turun turis 500-3.000 orang.

"Yang tak kalah penting, penawaran pariwisata dari pengalaman wisatawan itu juga menjadi nilai tambah dalam menyokong kualitas pariwisata Tanah Air," kata Ketua Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali, Putu Winastra.  

Peningkatan kedatangan kapal pesiar ke Bali menandakan kebangkitan pariwisata setelah didera pandemi COVID-19. Mencermati animo yang dimaksud digunakan tinggi dari wisatawan, operator kapal pesiar dunia.​​​​​​ serta didukung daya tarik Pulau Dewata maupun kesiapan infrastrukturnya, maka prospek itu selayaknya diantisipasi  dengan baik.

Peluang positif itu perlu diikuti dengan pengaturan layanan yang dimaksud dimaksud optimal dari semua pihak, termasuk kemudahan layanan imigrasi bagi wisatawan kapal pesiar.

By admin

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *