Jum. Jun 13th, 2025

Pariwisata berkelanjutan cegah wisatawan lakukan asusila

Pariwisata berkelanjutan cegah wisatawan lakukan asusila

Jakarta – Kementerian Pariwisata juga Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan konsep pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) merupakan upaya untuk mencegah wisatawan lokal atau asing melakukan asusila di area area tempat wisata atau prasarana umum lainnya.

“Yang paling ditekankan supaya asusila tak terjadi ada dua hal yaitu terkait aman juga nyaman,” kata Ketua Tim Kerja Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenparekraf Mulyanto YS dalam konferensi pers di tempat tempat Jakarta, Jumat.

Menanggapi maraknya tren liburan di area area dalam kota (staycation) di area area kalangan anak muda yang tersebut dimaksud berpotensi memperbanyak kasus asusila, Mulyanto melakukan konfirmasi bahwa Kemenparekraf terus memperkuat koordinasi dengan pihak pengelola serta polisi pariwisata agar ketertiban juga nilai-nilai lokal tetap terjaga.

Hal ini sejalan dengan konsep pariwisata berkelanjutan, yang dimaksud mempunyai empat pilar yang dimaksud dijadikan fokus utama yaitu pengelolaan berkelanjutan (bisnis pariwisata), perekonomian berkelanjutan (sosio ekonomi) jangka panjang, keberlanjutan budaya (sustainable culture) yang tersebut hal itu harus selalu dikembangkan serta dijaga, juga aspek lingkungan (environment sustainability).

Dari pilar-pilar itu, pemerintah berupaya agar seluruh kegiatan wisata yang tersebut digunakan ada pada area Indonesia dapat diminati oleh wisatawan, tiada belaka cuma untuk berlibur, tetapi juga memperhatikan protokol berwisata yang digunakan digunakan berkaitan dengan kesehatan, keamanan, kenyamanan, serta kelestarian alam.

Mulyanto pun menekankan dalam menjaga kearifan lokal tetap terjaga, pemerintah tidaklah semata-mata mencegah tindakan asusila yang mana hal tersebut dijalankan oleh oknum tidak ada ada bertanggung jawab saja, tetapi juga diimplementasikan terhadap permasalahan carbon offset yang jadi salah satu fokus Kemenparekraf.

Selanjutnya, pariwisata berkelanjutan juga diharapkan dapat memperbaiki posisi pariwisata bangsa dalam skala global yang digunakan hal tersebut berdasarkan data Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) 2022, Indonesia menduduki peringkat 32 negara dari ratusan lebih lanjut lanjut negara yang digunakan ada pada dalam dunia.

"Perlu diperhatikan ada beberapa indikator yang digunakan masih rendah, misalnya environment sustainbility (lingkungan yang tersebut dimaksud berkelanjutan), itu kita malah pada peringkat 69, jadi ini memang sedikit mencengangkan," ujarnya.

Menurut dia, kehadiran konsep yang tersebut dapat membuktikan, jika pengerjaan pariwisata dalam Indonesia dapat difokuskan untuk mengejar kualitas, dibandingkan kuantitas baik dari segi pengelolaan destinasi wisata maupun wisatawan yang dimaksud mana datang.

Mulyanto menambahkan pemerintah selama ini juga turut memantau tiap kegiatan atau acara yang mana diselenggarakan serta menjalin kerja sejenis yang digunakan baik bersama kelompok-kelompok pariwisata yang dimaksud mana ada di area area daerah.

“Kita juga memperhatikan kualitas utilitasnya seperti apa, kemudian juga praktiknya. Bukan lagi memprioritaskan angka, tapi kualitasnya,” kata Analis Kebijakan Kemenparekraf itu.

By admin

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *